Erfin Rustam Sulistyanto merupakan alumni Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang. Angkatan 2005 ini masuk sebagai mahasiswa saat Ilmu Hukum belum menjadi fakultas. Saat masih menjadi mahasiswa aktif sebagai aktivis Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia. lalu bagaimana kabar
nya sekarang ? beberapa info mengatakan Arfin tetap mengabdikan diri ke masyarakat dan menjadi penggerak Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Untuk itu IKA FH UNNES telah menelusuri jejaknya.
Hai Mas Erfin, gimana kabarnya hidup dikampung, kayang aman dan tentram ?
yuhuuu…hiyaa dong, suasana kampung memang menyenangkan, semua ada di sini. sungguh membahagiakan.
Ohya mas, denger – denger menjadi penggerak UMKM niee…?
iyaaa….ini sekarang sedang merencanakan untuk mengembangkan kerajinan yang bahan dasarnya adalah bambu, sebab di kampungku banyak pengrajin bambu
Sejak kapan mengembangkan UMKM?
Mengembangakan UMKM sebenarnya sudah dari waktu kerja di Puskesmas, tepatnya akhir-akhir tahun 2013. Saya sdh mencoba sperti buat UMKM Ice Cream. Sebenarnya Ice Cream yang kita kembangkan sudah mulai nampak hasilnya, akan tetapi karena keterbatasan modal maka kita hentikan. Namun, saya tidak putus asa dalam pengembangkan UMKM karena pada tahun 2015 saya juga mengelola ternak lele dan bekerjsama dengan beberapa teman berhasil dari tahun 2012 sampai sekarang berjalan.
Wuah…alhamdulilah yaa mas
iya alhamudlilah…..
Ngomong-ngomong Kenapa sih memilih usaha tersebut?
Pertama memang itu passionku, dan yang kedua saya itu orang daerah maka mempunyai tanggungjawab moral untuk meningkatkan potensi daerah, supaya bisa dinikmati bersama.
Mas..ini pertanyaan klasik yaa. Apa sih kendala yang dihadapi dalam pengembangan UMKM?
Biasanya yang dihadapi UMKM tingkat desa itu modal rata-rata, jadi harus benar benar mempunyai perhitungan yang mapan
Bagaimana semula Anda bisa yakin kalau usaha yang Anda geluti bisa menarik banyak konsumen?
Awalnya ya.. kita coba cari pasar dan menjajaki terlebih dahulu pasar tersebut, misalnya memberikan contoh tester barang atau contoh hasil dari yang kita kembangkan ke beberapa konsumen, serta mengadakan survei. Kalo orang jawa bilang: ” Promo mager sari” heheheheh.
Selama pandemi, kabarnya hanya UMKM yang tidak terdampak secara ekonomi. Apakah itu benar? Bisa dijelaskan?
Sebenernya bagi yang sudah punya pasar menurut pengalaman saya memang tidak begitu berdampak… akan tetapi beberapa kebijakan yang dikeluarkan memang membuat agak kesulitan karena mobilitas menjadi terhambat terhambat.. Contoh PPKM yang diberlakukan membuat pengiriman yang seharusnya memakan waktu 2 hari sekali, sekarang harus diatur menjadi 4-5 hari. Sehingga membuat stok barang semakin menumpuk karena tidak segera terdistibusi dan akhirnya costnya meningkat. Sebanarnya sebagian besar pelaku UMKM tingkat Desa hampir semua tercover dana Bantuan Sosial UMKM dari Pemerintah, yang menjadi persoalannya adalah keterbatasan pemahaman pegiat UMKM terkait prosedur dalam memperoleh bantuan pengembangan UMKM. Perangkat Desa memang sudah maksimal untuk membantu tapi sebatas sampai dokumen administrasi.
Kalau memang ada kendala, lalu bagaimana Anda meminimalisir kendala itu?
Saya mencoba berkoordinasi dengan pelaku UMKM, dengan cara mengkoordinir data pelaku umkm dan mengajukan ke desa untuk peluang bantuan kelompok ataupun individu.
Ohyaaa..ini ada kabar baru, denger denger sekarang mengabdikan di Kampung dengan menjadi Sekretaris Desa yaaa hahah ?
hahaha….tau ajah nie kalian…sebenarnya menjadi Sekretaris Desa (Sekdes)Walen, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali tidak terbersit dalam pikiran saya karena sebelum menjadi Sekdes saya bekerja di Puskesmas selama 5 tahun, dari situ saya belajar melayani masyarakat dengan tulus dan iklas. kemudian saat ada lowongan Sekdes saya awalnya kurang berminat sampai akhirnya saya berpikir kenapa saya tidak berusaha melayani masyarkat yang lebih luas lagi ya? Itulah sebabnya mengapa saya langsung ambil proses dalam seleksi itu.
Bagaimana proses Anda hingga bisa sampai pada posisi sekarang ini?
Saya pernah on job training wartawan di Solo Post selama 5 bulan, pernah juga bekerja sebagai staff admin di Puskesmas, untuk itu saya berusaha harus bisa lebih dari ini.. Akhirnya sampailah saya dititik ini.
Mas, Ini sudah menjadi perbincangan banyak orang di desa. Saya perlu klarifikasi, apakah harus mengeluarkan uang ratusan juta untuk mendapatkan posisi carik?
Saya tidak tahu kenapa orang berpikir seperti itu, proses seleksi semua saya jalani dan capaian dari sebuah kerja keras inilah yg saya dapat sekarang.
Visi Anda menjadi carik apa? Bisa diceritakan?
Merubah desa yg biasa menjadi luar biasa sesuai slogan desa saya ” WALEN HEBAT”
Apa hal yang paling menantang menjadi seorang carik?
Apa ya… Megang BONDO DESO alias pemegang satu-satunya aset desa
Oke mas, terimakasih…apa pesan pesan untuk Adek adek mahasiswa dan alumni Fakultas Hukum UNNES mas ?
Kesuksesan bukan hanya bisa diraih di Ibu Kota tetapi di lingkungan masyarakat kita juga bisa mendapatkan kesuksesan, yakni kebahagiaan…ohyaaa jangan lupa sahabat sahabat bisa ikuti Ig : pemdeswalen dan walen.desa.id hehehe…supaya bisa memantau perkembangan kami di desa, serta usulan untuk kemajuan desa kami harapkan. ohyaaa…ikuti juga twitterku :@Erfinsulis
Koresponden
Humas IKA FH UNNES